Main » Site Catalog » Society and Politics |
Sites in category: 3 Shown sites: 1-3 |
Sort by: Date · Name · Rating · Clicks
Jakarta, CyberNews. Tindakan Ketuan Mahkamah
Konstitusi (MK) Mahfud MD yang membeberkan pemberian uang dari bendahara
Umum Partai Demokrat, M Nazaruddin kepada Sekjen MK Djanedri M Gaffar
disesalkan oleh Juru Bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul. Ruhut bahkan mengatakan, Bila Mahfud ingin mencalonkan diri jadi Presiden 2014 diharapkan mencari forum yang lebih tepat. Ruhut mengaku bahwa dirinya sudah bertanya ke Nazaruddin soal pemberian uang tersebut. Nazaruddin mengaku tidak kenal dengan Sekjen MK. "Tapi, setahu saya kalau seorang sahabat itu pasti kenal. Sedangkan saya menanyakan kepada bung Nazaruddin, dia bilang 'demi Allah bang, aku pun gak kenal siapa itu Sekjen itu' sampai tiga kali ke saya. Nah, jadi ya Pak Mahfud, kalau mau jadi Presiden 2014, cari forum lain deh," ujar Ruhut yang juga anggota Komisi III DPR ini di Jakarta, Sabtu (21/5). Ruhut mengatakan bahwa Mahfud berhasrat jadi Presiden, berdasarkan perkataan Ketua Umum Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia, Yenny Wahid, yang sempat bertemu dengan dirinya seminggu lalu di Jambi. Ketika itu, Yenny meminta dirinya mendukung PKBI yang rencananya akan mengusung Mahfud MD menjadi Presiden 2014. "Dan wakilnya itu nanti akan dikawinkan dari Partai Demokrat. Nah, ini yang saya lihat. Saya waktu itu mengiyakan, karena siapa pun teman saya, pasti saya dukung. Tapi tolong dalam masalah ini, masalah hukum ya masalah hukum, dan masalah politik ya masalah politik," kata Ruhut. Ruhut mengatakan bahwa sebaiknya masalah itu diserahkan pada KPK saja. |
DARI balik terali besi Mantan Ketua Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar terus berikhtiar
memperjuangkan hak untuk mendapatkan keadilan pada dirinya. Sebuah buku
berjudul "Testimoni Antasari Azhar, untuk Hukum dan Keadilan" lahir.
Buku ini menjadi sebuah catatan pemikiran Antasari, sekaligus pledoi
atas kasus pembunuhan Nasruddin Zukarnaen yang misterius dan membelenggu
kebebasannya hingga saat ini. Lubang Jebakan, Kasus IT KPU Dibulan April 2009 lalu Antasari memiliki keinginan untuk memeriksa perhitungan suara dalam pemilu 2009. Antasari kemudian meraba dan menjumpai dugaan kejanggalan soal Teknologi informasi (IT) dengan sistem ICR yang dipakai KPU untuk merekap suara yang masuk. Penggunaan teknologi ICR pada pemilu 2009 menelan anggaran Rp 170 miliar. ICT diklaim dapat mempercepat proses penghitungan suara, memperoleh tabulasi yang akurat, mendapatkan salinan dokumen elektronik yang otentik dan aman, serta membuat pemilu lebih transparan. Dengan sistem itu hasil rekap perolehan suara yang dibuat dengan tulisan tangan bisa dikonversi menjadi data digital, untuk selanjutnya dapat dikirim ke pusat tabulasi KPU. Tak ada yang sempurna. 'Berhitung' menggunakan ICR juga memiliki kelemahan. Yaitu dalam hal mengkonversi perolehan suara dari tulisan tangan menjadi data digital. Misalnya, angka 7 dalam gambar dapat saja dikenali sebagai angka 1, angka 6 bisa saja bias menjadi 0. Pada kenyataannya akhirnya memang bermasalah. Perhitungan suara di KPU ngadat alis molor, hingga tenggang waktu 10 hari telah terlampaui. KPU bahkan memutuskan untuk menghitung suara secara manual padahal alat 'canggih' sudah terlanjur terbeli. Penghitungan secara manual tentu saja harus memakai dana tambahan. "Tanyakan mengapa ?" kata Antasari. Belum selesai mengurai jawaban pertanyaannya tersebut Antasari sudah terlanjur dibelenggu karena tuduhan terlibat pembunuhan Nasruddin Zulkanaen, Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB). Kasus yang ditanganinya berhasil 'dikubur', gaungnya juga tidak terdengar. DPR lebih suka bicara risiko ketidakpastian Daftar Pemilih Tetap (DPT). Sidang PK 22 September lalu, sidang Peninjauan Kembali (PK) akhirnya berhasil diupayakan oleh pihak Antasari setelah sejumlah kejanggalan pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen dikumpulkan jadi satu. Empat saksi dihadirkan berurutan, yaitu, tiga saksi ahli, Mun’im Idris (ahli forensik), Widodo (ahli balistik), dan ahli hukum pidana Muzakir. Adik Nasrudin, Andi Syamsudin Iskandar dihadirkan pula sebagai saksi fakta. Antasari terus mempertanyakan jumlah peluru yang menewaskan Nasrudin Zulkarnaen. Selain itu ada beberapa hal lain yang menimbulkan tanda tanya, seperti, kondisi jenasah korban sebelum dilakukan autopsi oleh ahli forensik dr Mun'im Idris, karena menurut Mun'im sebelum diterima dirinya rambut jenasah sudah dicukur, luka-luka sudah dijahit, sehingga menjadi tak asli. Bila ditarik benang merah kemudian menimbulkan pertanyaan baru. Mengapa usai tertembak, korban kemudian dibawa ke tiga rumah sakit berbeda, yaitu Rumah Sakit Mayapada (Tangerang), kemudian ke Rumah Sakit Gatot Subroto (Jakarta), dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (Jakarta). Nasrudin diketahui masih hidup selama 22 jam setelah ditembak di Jl Hartono Raya, Modernland, Tangerang. Yang menjadi misteri adalah, apa yang dialami Nasruddin selama di rawat di rumah sakit sebelum dinyatakan meninggal dunia. Tanda tanya lainnya adalah, baju yang dipakai Nasrudin ketika ditembak tidak pernah bisa dihadirkan ke persidangan. Lenyapnya baju korban dianggap sebagai pemutus mata rantai fakta di persidangan. Fakta Baru Fakta baru yang muncul dalam persidangan PK kemarin mengejutkan banyak pihak, terutama Antasari. Diawal sidang pihak Antasari berhasil, kembali mendatangkan ahli forensik, Mun’im Idris untuk bersaksi. Sejumlah foto korban (Nasruddin-red) ditunjukkan. Mun’im kemudian mengakui adanya kesalahan penulisan dalam keterangan hasil visum terhadap jenazah Nasaruddin Zulkarnain. 1. Luka tembak yang dijelaskan berada di sisi kanan langsung mendapat ralat oleh Mun'im. Ia mengatakan, "Kesalahan ketik, itu seharusnya yang kanan diganti kiri." Setelah dicecar oleh banyak pertanyaan, Mun'im kemudian mengatakan, ada penyidik yang bertanya dan meminta pada dirinya untuk mengubah laporan ukuran peluru 9 milimeter yang menembus kepala korban. Mun'im mengaku menolak. 2. Kejanggalan kembali menyeruak setelah Ahli Balistik Widodo Harjoparwito berbicara pula sebagai saksi. Widodo menilai laporan kematian Nasruddin janggal. Ia menuturkan, kejanggalan terlihat dari dua kondisi peluru yang ditemukan paska penembakan. Satu masih utuh dan satu lagi tergores. Peluru yang masih utuh berarti ditembakkan dengan tidak mengenai benda keras lain sebelumnya. Hal ini berarti Nasrudin tewas ditembak tanpa melewati penghalang dari kaca mobil. Ganjil, karena dalam bukti foto terdapat dua lobang bekas tembakan pada kaca mobil, bila memang dua tembakan tersebut sebelumnya mengenai kaca, seharusnya tidak ada proyektil yang masih utuh. "Karena kalau mengenai hambatan, proyektil akan retak dan ketika membentur tulang pastilah pecah,” kata ahli balistik ini. 3. Andi Syamsudin, adik Nasruddin ikut mengeluarkan suaranya. Ia mengungkapkan pernah didatangi oleh tiga orang komisaris polisi setelah otopsi jenazah kakaknya di RSPAD Gatot Subroto. Ketiganya langsung menuturkan bahwa pembunuhan tersebut didasarkan oleh cinta segitiga (Antasari-Rani-Nasruddin--red). Kesimpulan tersebut dirasa 'terlalu pagi' diucapkan, karena penyelidikan belum dilakukan tapi bisa langsung menyimpulkan. Ia juga mengaku pernah ditemui dua orang yang mengaku teman kakaknya yang siap membantu untuk mengungkapkan siapa dalang pembunuhannya. Kedua orang itu mengaku bernama Elsa dan Jeffry Sumampau. Kedua orang tersebut mengatakan Nasruddin pernah mendapat ancaman melalu SMS. Andi lalu minta di forward-kan SMS tersebut, tapi hingga sekarang tidak pernah terlaksana. dikutip dari berbagai sumber* Kronologi Kasus :
( Tiko Septianto /CN32 ) |
VivaNews.Sebelum meledakkan diri di Gereja Bethel Indonesia Sepenuh (GBIS),
Kepunton, Solo, Jawa Tengah, pelaku sempat ngenet di Solonet selama satu
jam. Pelaku bahkan meninggalkan sebuah tas ransel di bilik komputer
yang ia sewa. "Ada tas di biliknya," kata operator Solonet, Fajar kepada detikcom, Minggu (25/9/2011). Pelaku itu datang ke Solonet yang berjarak hanya 200 meter dari gereja itu sekitar pukul 09.00 WIB. Sekitar satu jam kemudian, pelaku yang berjenis kelamin pria ini kemudian meninggalkan Solonet. "Di situ tas ranselnya ada. Tapi kita nggak tahu apakah tas itu sengaja ditinggal atau tertinggal," lanjut Fajar. Dia tidak bisa mengetahui secara detail ukuran tas tersebut. Dari informasi yang berhasil dikumpulkan, tas itu berisi kitab suci, sarung, masker, tas telepon seluler, dan kain pengelap kacamata. Seorang pria melakukan bom bunuh diri di Gereja Bethel Indonesia Sepenuh (GBIS), Kepunton, Solo, Jawa Tengah. Pria itu tewas seketika dengan luka parah di bagian perut. Jenazahnya dievakuasi dari TKP ke RS Bhayangkara, Semarang. Namun untuk keperluan identifikasi mendalam, jenazah pria itu dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta. Malam ini jenazah dibawa ke Jakarta melalui perjalanan darat. Presiden SBY menyebut berdasar investigasi sementara, pelaku bom bunuh diri berkaitan dengan jaringan teroris di Kota Cirebon. Namun kesimpulan sementara ini masih harus diikuti dengan investigasi lebih mendalam. (mok/vit) |